Today , gue ama temen sekelas lati praktek teater cerita rakyat,
Itu tuh tugas pelajaran seni budaya,
nah kita praktekkin cerita rakyat keong masss,
Sekarang, gue bukan pengen ngebahas ttg teater hari inii,
tapi sebelumnya kitaa ada tugas drama untuk pelajaran bahasa indonesia,
nah , now, gue pengen ngeshare drama kelompok gue,.
yaa , gue siih , copas dari blog lainn,
tp karna cerita aslinya itu tokohnya cewe semua ,
dan kelompok gue itu tokohnya 3 cewe, 2 cowo.
So, gue ediit deh,
barangkali lo yang baca ini punya tugas drama,
mungkin lo bisa pake drama inii :D
Okaay, ini dramanya
Persahabatan yang Berakhir Perpisahan
Tema :
Persahabatan
Sinopsis :
Dika, seorang anak yang tinggal bersama ibunya, Ibu Tirsani di sebuah rumah di
tengah kota. Dika menjalin persahabatan dengan Vee dan Aurel. Namun, suatu hari
terjadi sesuatu yang membuat persahabatan mereka berjauhan bahkan berpisah
karena kematian Dika, yang merupakan perpisahan yang sangat berat dihadapi oleh
Vee dan Aurel.
PERSAHABATAN YANG BERAKHIR PERPISAHAN
Vee, Aurel, dan Dikaa saling bersahabat. Tapi walau demikian, Vee dan Dika
lebih dekat karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Aurel
bersahabat dengan Vee dan Dika baru 2 tahun yang lalu.
Pada hari itu Mala tidak datang ke sekolah.
Vee : Eh, Dika
kemana ya ? Kok dia ngak ke sekolah sih ?.
Aurel : Aku ngak tau.
Tapi kan ngak biasanya Dika absen. Jangan-jangan Mala kenapa-napa lagi ?
Vee
: Kalau gitu,
pulang sekolah nanti kita jenguk Dika aja di rumahnya. Gimana ?
Aurel
: Ehmm, tapi tunggu dulu. Hari ini kan
ada ekskul PMR. Jadi kita pulangnya jam setengah empat ( 15.30 ).
Vee
: Oh iya, kalau
gitu nanti aja kalau ekskul PMR udah selesai baru kita ke rumah Dika.
Aurel
: Ok deh.
Sepulang sekolah, mereka pun mengikuti ekskul PMR sampai pukul 15.30 dan segera
ke tempat parkir kenderaan untuk pulang karena sekarang adalah jam ekskul
basket. Namun ditengah perjalanan, mereka melihat sesosok laki - laki yang sedang
berdiri di pinggir lapangan.
Aurel
: Dia siapa ya
?
Vee
: Siswa
pindahan kali ya? ( memerhatikan gadis yang sedang membelakangi mereka)
Aurel
: Loh, kalau
dia siswa pindahan, ngapain dia ada di sekolah pada jam ekskul basket ?
Vee
: Tau dech.
Kita samperin yuk !
Aurel
:
Bentar-bentar.
Tiba-tiba handphone Aurel berdering.
Aurel
: Duh, Vee,
kayaknya aku ngak bisa deh ikut buat jenguk Dika. Soalnya mama aku nelfon,
katanya dia mau ditemenin ke bandara buat jemput nenek aku yang datang dari
luar kota. Sori yah ?
Vee
: Huft, ya udah
deh. Ngak apa-apa kok.
Aurel
: Kalau gitu,
aku pergi dulu ya. Dah.
Vee
: Dah.
Vee menghampiri laki - laki yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk
menjawab rasa penasarannya.
Vee
: ( Berkata
dalam hati ) Kok dia mirip ama Dika ya ?
Dika ! ( memanggil laki - laki tersebut )
Dika
: ( berbalik )
Vee ?
Vee : Loh, Kamu kan
ngak ke sekolah ? Tapi kenapa kamu ada di jam ekskul basket ?
Dika
: (
Menggenggam secarik kertas ) Aku datang ke sini karena aku mau kasih tau
sesuatu ke kamu.
Vee
: Kasih tau apa
?
Dika
: Aku mau
ngucapin terima kasih karena selama ini kamu udah baik banget sama aku. Kamu
udah mau jadi sahabat aku, pengertian sama aku, dan aku juga minta maaf kalau
aku punya salah sama kamu.
Vee
: Sebenarnya lo
itu kenapa sih Ka ? Apa yang kamu sembunyiin dari aku ?
Dika
: ( Menangis
tersedu-sedu ) Aku ngak tau apa yang harus aku lakuin buat ngebalas kebaikan
kamu di sisa-sisa waktu aku ini ?
Vee
: Sisa-sisa
waktu ? Kenapa kamu ngomong kayak gitu ? Emangnya kamu mau kemana Ka ?
Dika
: Kamu tau kan
kalau kepala gue itu sering sakit ?
Kemarin aku periksa ke dokter karna
aku udah ga tahan, terus saat itu juga dokter nyuruh aku buat roncen daerah
kepala, dan tadi pagi aku ambil hasil roncennya.
Vee
: Trus ?
Dika
tak menjawab pertanyaan Vee. Langsung saja Vee merebut secarik kertas yang
sedari tadi di genggam oleh Dika.
Vee
: Apa ? Ini
ngak mungkin. Saudara Dika Arya Saputra positif mengidap penyakit kanker otak
stadium akhir ? Kamu bohong kan Ka ?
Dika
: Kamu bisa
liat sendiri kan Vee. Itu semua bukan rekayasa. Hidup aku bentar lagi berakhir.
Bentar lagi aku akan ninggalin kamu buat selama lamanya. Harapan hidup aku udah
kecil banget.
Vee
: Ngak, kamu
ngak boleh bilang gitu, kita ngak boleh pisah, ngak boleh.
Dika
: Tapi Vee,
setiap ada pertemuan, disitu juga pasti ada perpisahan.
Vee
: Ngak, aku
ngak mau Ka. Aku ngak mau pisah sama kamu.
Tiba tiba Dika merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lalu kemudian
pingsan.
Dika : ( Memegangi kepalanya ) Aw,
sakit. Kepala aku sakit Vee.
Vee
: Ka, kamu
kenapa ? ( Menopang tubuh Dika yang pingsan )
Ka bangun Ka ! Bangun ! Ya Tuhan, Dika kenapa ?? Toloong .... tolooong .....
Dika
pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Dika segera ditangani oleh dokter
Igo. Vee pun menelfon ibu Dika, Ibu Tirsani agar segera datang melihat keadaan Dika.
Vee : Halo, ibu bisa
datang ke rumah sakit Kasih Ibu, ngak bu ?
Ibu Tirsani: Memangnya ada
apa nak ?
Vee : Dika pingsan bu. Ibu harus ke
sini buat ngeliat keadaan dia sekarang bagaimana.
Ibu Tirsani: Iya, iya. Ibu
pasti datang. Terima kasih atas pemberitahuannya ya.
Vee
: Iya bu.
Sama-sama.
Tak beberapa lama kemudian, Ibu Dika pun datang. Setelah genap 15 menit
memeriksa keadaan Dika, akhirnya Dokter Igo pun telah selesai memeriksanya.
Namun, wajahnya kelihatan tidak bahagia.
Ibu Tirsani: Dokter,
bagaimana keadaan Dika ?
Dokter : Sebelumnya saya
minta maaf yang sebesar besarnya, saya sudah bekerja dengan semaksimal mungkin,
tapi saya bukanlah Tuhan yang bisa mengubah jalan hidup seseorang. Maaf , anak
ibu tidak bisa di selamatkan. Kondisinya sudah sangat kritis, dan sel kanker
tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.
Ibu Tirsani: Maksud Dokter,
Dika sudah meninggal ?
Dokter : Saya sudah berusaha
bu.
Vee
: Dika, ini
ngak mungkin. Ngak mungkin.
Dokter Indah pun pergi meninggalkan Vee dan Ibu Tirsani. Vee pun menghampiri
Ibu Tirsani yang sedang meratapi kepergian Dika.
Vee
: Ibu yang
sabar ya bu. Aku yakin di balik semua kejadian pasti ada hikmah yang bisa di
petik.
Ibu Tirsani: Terima kasih
ya, selama ini kamu sudah menghiasi hari-hari Dika lewat persahabatan yang
kalian jalin bersama.
Vee
: Udah bu, aku
juga emang sedih karena kepergian Dika. Tapi, nasi udah menjadi bubur. Dan
semua itu udah ngak bisa kembali lagi.
Ibu Tirsani:Iya, kamu
benar. Semoga saja Dika tenang di alam sana.
Vee
: Amin...
Keesokan harinya pun jenasah Dika sudah sampai di pemakaman yang berada tepat
di depan sekolah Vee.
Aurel
: Vee ! (
berlari dengan tergopoh-gopoh )
Aku udah denger dari siswa-siswa kalau Dika meninggal karena penyakit kanker
otak.
Vee
: Iya. Hari ini
dia bakal di makamkan.
Aurel
: Kalau gitu
cepet kita ke pemakaman dia ( Menggenggam tangan Vee )
Vee
: Iya, iya.
Sesampai di pemakaman, Vee dan Aurel melihat Ibu Tirsani yang terus menangis.
Vee
: Ka, kenapa
sih kamu cepet banget tinggalin aku ? aku ngak mau pisah sama kamu.
Aurel
: Udahlah Vee,
kita harus relain kepergian Dika. Ini semua mungkin udah jadi takdir Tuhan.
Vee :
( Menangis sambil memandangi batu nisan Dika ) Ka, kenapa sih kamu harus
ninggalin aku secepat ini? kamu pergi sebelum aku bisa bikin kamu bahagia. Asal
kamu tau Ka, di hati aku nggak ada sahabat sebaik kamu. Kamu itu sahabat sejati
aku, yang selalu bisa nemenin aku dalam suka ataupun duka. Ka, semoga lo tenang
di alam sana. Aku harap, kamu nggak akan lupain aku, karna aku juga ngak akan
pernah lupain kamu. Selamat jalan ya sobat ! ( Beranjak pergi meninggalkan rumah
abadi milik sahabatnya,
Amanat :
Persahabatan yang terjadi dan dilakukan dengan hati yang tulus maka akan
menghasilkan sahabat sejati yang hadirnya di dalam hati tidak akan pernah dapat
tergantikan. Karena mencari sahabat sejati lebih susah daripada mencari 1000
musuh.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSedih bat y cerita nya...jadi ingat sama mereka..aku hrp mereka baik baik aja....dan cerita ini bikin aku ngerti maksud dari kata sahabat😭
BalasHapus